Mendidik menjadi bagian kewajiban orang tua. Anak perlu dibekali pendidikan sejak dini demi masa depannya. Mendidik menjadi bagian penting karena dengan pendidikan anak punya bekal dalam kehidupan sebagai langkah untuk berkembang dan maju.Denghan pendidikan, anak akan mudah beradaptasoi dengan lingkungan. Anak akan memperoleh pengetahuan dasar yang didukung dengan karakter yang dibangun sejak dini.
Pendidikan itu sendiri merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan dan pencerahan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan baik formal maupuan informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup (1)
Menurut Prof. H. Mahmud Yunus Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya (2)
Jadi pendidikan membantu anak meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak serta mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup.
Pendidikan di rumah menjadi modal awal sebelum anak memasuki usia sekolah, dengan mendidik anak bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan jelek dan mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Karena zamannya berubah maka anak perlu didik sesuai kondisi sekarang ini. Orangtua tidak bisa menerapkan dan memasakan pendidikan masa lalu yang kemudian diterapkan untuk masa kini. Zaman dulu untuk menghentikan kenakalan cukup dengan dijewer namun untuk masa kini, untuk menghentikan kenakalan anak perlu adanya proses menghentikannya. Paling pertama yang dilakukan adalah menasehati, diarahkan, dan dijelaskan sebab dan akibat perbuatan nakal. Kalau kenakalan masih berulang maka bisa menerapkan adanya reward dan punishment. Tidak semua kenakalan anak harus diselesaiakn dengan kekerasan, cnasehat yang continu dan peduli pada perkembangan anak menjadi salahsatu problem solving masalah pada anak.
Dizaman sekarang ini dengan berkembangnya teknologi menjadiakn anak lebih mudah mengenali lingkungan atau dunia luar ditambah lagi dengan adanya televisi menjadikan anak lebih mudah mendapat model contoh perilaku dan karakter yang bisa dicontoh. Anak pertama kali mengenal gadget pasti dari orangtuanya sendiri.
Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, orangtua sebaiknya tidak membiarkan anak bermain gadget sebelum usia dua tahun. Anak di bawah usia dua tahun sebaiknya tidak bersentuhan dulu dengan gadget karena pada usia itu masa tumbuh kembang, terutama pada otak anak. sering bermain gadget dapat menghambat stimulus fisik atau motorik anak, menghambat perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Dengan demikian, pemberiuan gadget yang belum usianya akan berdampak pada tumbuh dan kembang anak (3)
Pihak orangtua yang bertanggung jawab pada pendidikan anak perlu mengontrol an mengawasi supaya tontonan yang dilihat sesuai usianya dan tidak melanggar aturan. Karena mudahnya akses segala hal maka anak perlu dididik sesuai zamannya dengan mengedepankan pemahaman dan nasehat pada anak, bukan pada kekerasan. Mengedepankan mengenalkan karakter yang perlu dimiliki anak daripada mempertontonkan perilaku yang kurang baik. Mengedepankan membangun keharmonisan/komunikasi intensif dengan anggota keluarga daripada sibuk dengan gadget yang dimiliki.
Saatnya mengedepankan mendidik anak sesuai zamannya dengan mengedepankan karakter dan akhlak anak, dengan bekal pengetahuan yang cukup serta fondasi akidah yang kuat.
()Tim Pengembang ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi pendidikan. Cet. 2. PT. IMtima. Halaman. 20
(3)http://lifestyle.kompas.com/read/2015/09/17/080000523/Bermain.Gadget.Hambat.Perkembangan.Balita