Tema: Islam dan Patriotisme Kebangsaan: Tantangan
Untuk Generasi Muda
Oleh: Bambang Simedi Saputro
Islam dan Generasi Muda
Islam sebagai agama rahmatan
lil ‘alamin mempunyai nilai- nilai urgen bagi setiap umat. Islam
sebagai way of life berperan penting dalam kehidupan bangsa ini.
Nilai-nilai Islam harus mencerminkan kepribadian muslim yang utuh, bukan
parsial dalam artian nilai Islam tidak hanya diterapkan pada lingkup agama saja
namun nilai-nilai Islam harus mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pondasi Islam yang kokoh
memperkuat pemuda muslim untuk mencintai agama, bangsa dan negaranya. Selain
itu, ketakwaan juga bagian penting yang perlu dimiliki setiap pemuda muslim.
Dengan ketakwaan menyebabkan pikiran jernih dan memudahkanmu menguasai berbagai
ilmu.
Menjadi pengubah adalah
pilihan yang harus di ambil oleh para pemuda saat
ini. Pemuda yang punya visi memiliki pemikiran positif dan tujuan yang terukur.
Pemuda tanpa visi cenderung individualis, sangat mementingkan diri sendiri,
sangat mementingkan persepsi sendiri meskipun yang diyakininya adalah relatif,
keegoannnya sangat dominan sehingga tak jarang mereka menyerah dengan keadaan.
Karena menyerah dengan keadaan dan tak punya keinginan untuk merubahnya, para
pemuda tanpa visi ini pun menjadi apatis, acuh dengan kondisi kekinian, tak
peduli lingkungan sekitar.
Pemuda tanpa tujuan yang
pasti bisa menjadi sebab tidak produktifnya bonus demografi, Indonesia yang
sebentar lagi akan menghadapinya, dimana salah satu cirinya adalah penduduk
didominasi oleh usia muda. Pemuda tanpa tujuan terus bergelut dengan hal-hal
yang tak penting, ini karena mereka mengalami kekosongan visi, gelisah tanpa
ujung menjadi ciri utama pemuda yang tersisisihkan. Kalau ini terjadi pada jiwa
pemuda akibatnya bisa mengikis semangat untuk membela bangsa dan bahkan kurang
peduli dengan perkembangan bangsanya sendiri.
Melihat realita sekarang ini,
pemuda makin terpengaruh arus globalisasi. Satu contoh media elektronik tidak
asing lagi bagi pemuda. Berbagai akses informasi dibelahan dunia mudah didapat bagaikan
menggenggam tangan. Apapun yang ingin diketahui mudah kita dapat hanya dengan
mengeklik google. Disisi lain media elektronik bermanfaat untuk
mengakses informasi tapi disisi lain media elektronik menjadikan seseorang
kurang peduli dengan orang sekitar. Kalau ini terjadi terus menerus maka generasi
pemuda bangsa ini bisa kurang tanggap dan respon dengan masalah yang terjadi
pada bangsa ini.
Selain itu, pemuda makin
kurang produktif dengan adanya kebiasaan nongkrong kesana kemari yang tujuannya
tidak jelas. Mereka hanya kumpul-kumpul saja dan bahkan rela berjam-jam
menghabiskan waktu dengan ngobrol, menhabiskan secangkir kopi dan yang dibahas
pun kurang bermanfaat. Kalau ini terjadi pada generasi muda maka bisa jadi
pemuda bangsa ini terkikis kepemudaannya hanya karena budaya kurang produktif.
Pemuda merupakan generasi yang mempunyai semangat untuk
maju, berkembang dan sebagai pilar bagi kebangkitan bangsa Indonesia. Namun,
jika melihat kondisi pemuda Indonesia sekarang ini banyak pemuda terlibat dalam
aksi kekerasan dan pelanggaran hukum, tidak akan mungkin kemajuan bangsa akan
terwujud. Perlu adanya solusi yang tepat untuk pemuda supaya fokus pada masa
depannya menuju yang lebih baik.
Islam membutuhkan pemuda yang kokoh jiwanya, kokoh pemikirannya
dan kuat fisiknya untuk menunjang dakwah dan melanjutkan misi yang mulia melanjutkan
perjuangan para pejuang terdahulu yang selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an
dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya.
Islam membutuhkan pemuda yang unggul diantaranya
solutif, kreatif, pemberani, bersih akidah dan memulai perbaikan dirinya
sendiri serta memberdayakan potensi yang dimiliki. Pemuda harus mempunyai
prinsip hidup yang visioner supaya dalam menjalani hidup ini penuh semangat dan
gairah untuk menjunjung tinggi Islam yang berdiri diatas kemuliaan yang
didukung oleh pemuda yang sahih ibadahnya.
Pemuda Generasi Solutif
Menurut
Undang-undang Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 1 menjelaskan bahwa
pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan
dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Pemuda juga memiliki peran,
tanggung jawab, dan hak pemuda, yang tertuang dalam pasal 16 yang berbunyi,
bahwa pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen
perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.
Setiap
generasi muda Indonesia dituntut ikut serta dalam menjalankan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik. Seperti halnya dalam memahami nilai kebangsaan
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan, membimbing, menjaga dan memfasilitasi para pemuda agar siap
menjadi penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara melalui upaya
pemerintah.
Nilai
kebangsaan yang berakar dari nilai-nilai budaya Indonesia juga dapat dijadikan
sebagai pemersatu bangsa dari berbagai ras dan suku bangsa. Oleh karena itu,
pemuda Indonesia harus terus semangat menumbuhkan nilai kebangsaan yang secara global,
terdapat dalam nilai-nilai budaya masyarakat suku bangsa di seluruh Indonesia.
Hal tersebut bisa menjadi tali perekat untuk menjalin persatuan dan kesatuan
dalam berbagai suku bangsa menjadi satu bangsa Indonesia.
Peranan
pemuda Indonesia sangat dibutuhkan untuk membantu mencari solusi menghadapi masalah
yang terjadi akhir-akhir ini. Narkoba merajalela, akibat dari barang haram
tersebut masa depan bangsa terenggut dengan sia-sia. Kalau narkoba menjangkit
para pemuda terus menerus maka akan ada kelangkaan pemuda yang akan melanjutkan
kepemimpinan bangsa ini. Pemuda yang unggul harus berani tampil didepan untuk
membantu memerangi dan gencar mensosialisasikan kepada pemuda lain supaya tidak
mencoba-coba dan terjerumus pada narkoba.
Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai
idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita
bangsa Indonesia masih dijajah. Pemuda Indonesia harus aktif dalam berbagai
Komunitas ASEAN yaitu Masyarakat Politik Keamanan ASEAN dan Masyarakat Sosial
Budaya ASEAN. Sebagai contoh, dalam menghadapi Masyarakat Budaya ASEAN banyak
warisan sosial budaya Indonesia yang mempunyai kesamaan dengan negara ASEAN
lainnya.
Oleh sebab
itu, banyak warisan sosial budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
lebih menarik, generasi muda Indonesia harus terus meningkatkan kemampuan,
kreatifitas, ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat menjawab peluang dan
tantangan masyarakat ekonomi ASEAN yang sudah berjalan sekarang ini.
Generasi
muda merupakan aset utama bangsa dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Mereka
adalah tulang punggung utama dalam menopang masa depan bangsa. Tak heran jika
dulu, Bung
Karno hanya membutuhkan 10 pemuda untuk mengguncang dunia. “Beri aku 1.000
orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.Beri aku 10 pemuda, niscaya
akan kuguncangkan dunia.” Kalimat Bung Karno tersebut merupakan gambaran
bagaimana kedahsyatan pemuda sebagai agen perubahan. Tentu saja, pemuda yang
dimaksud ialah mereka yang berpikiran positif, dan berprestasi.
Tentu itu mengandung
makna bahwa generasi muda memiliki potensi yang keberadaannya harus dimanfaakan
dengan baik dan maksimal. Generasi muda menempati posisis strategis karena
pemuda penerus generasi pemimpin kelak. Kaum muda adalah agen of change dan
ujung tombak penerus perjuangan yang mengantarkan bangsa ini ke gerbang pintu kemajuan.
Dari beberapa fakta sejarah yang telah terjadi, kita dapat menarik kesimpulan
bahwa kaum muda adalah penggerak sekaligus aktor utama perubahan zaman.
Generasi
produktif dalam beberapa tahun mendatang berada pada jumlah yang besar, kita
menyebut fenomena tersebut dengan istilah bonus demografi. Bonus demografi
dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia, dengan syarat pemerintah harus
menyiapkan generasi muda dan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Bonus
dsemografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan antara pendududk usia
produktif dengan penduduk usia tidak produktif mengalami penurunan sehingga
mencapai angka 50. Dengan arti kata setiap penduduk usia kerja menanggung
sedikit penduduk usia tidak produktif. Untuk mendapatkan bonus demografi
tersebut, kualitas SDM harus ditingkatkan secara maksimal melalui pendidikan,
pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Islam dan Patriotisme
Pemuda bagaikan motor yang
siap melesat dengan kecepatan tinggi. Semakin pemuda diasah dengan ilmu,
pengetahuan dan soft skill maka akan menghasilkan pemuda yang hebat,
berkualiatas super dan siap berkontribusi untuk bangsa ini. Bagi pemuda,
menjadi generasi unggul menjadi keharusan karena bangsa ini akan dititipkan
dipundak pemuda yang memiliki kualitas dan kapasitas diri berupa kedalaman ilmu
yang luas, mempunyai integritas yang kuat dan memiliki jiwa kepemimpinan yang
mumpuni. Hanya pemuda yang suka perubahan bakal meraih kesuksesan. Sementara
mereka yang tidak mau berubah akan tetap terpuruk dan menjadi orang tertinggal.
Generasi pemuda Islam mempunyai
posisi strategis untuk menjunjung tinggi bangsa ini menjadi bangsa yang
bermartabat, mempunyai daya saing dengan negara lain. Berikut penulis tawarkan solusi
supaya generasi pemuda Islam mempunyai jiwa patriotisme sebagai berikut:
Pertama, pemuda mempunyai potensi
unggul maka perlu digali potensinya dan difasilitasi. Pemuda mempunyai semangat
menggelora dan semangat siap kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan. Sebagai pemuda jangan berpangku tangan tetapi harus selalu bergerak
dengan cekatan dan cepat. Pemuda bisa meningkatkan kapasitasnya dibidang
pendididkan dengan mencari program beasiswa yang ditawarkan pemerintah. Tujuan
dari ini sebagai peningkatan kapasitas dan kualitas diri sehingga kelak menjadi
pemimpin cukup bekal dengan segala potensi yang dimiliki.
Kedua, pemuda merupakan generasi
emas maka perlu adanya kegiatan yang mengasah keilmuan dan skill dengan
harapan akan muncul pemuda yang mempunyai ilmu yang unggul ditambah skill
yang melengkapinya. Perlu adanya akses informasi yang mudah didapat sehingga
pemuda bisa menyesuaikan diri untuk mengasah dirinya sesuai bekal yang
dimiliki. Pemuda bisa berkontribusi dibidang apapun, tidak hanya dibidang
pendidikan saja tetapi pelayanan masyarakat secara langsung juga lebih dibutuhkan.
Contoh saja masih banyak masyarakat awam yang kurang paham dengan berkas-berkas
yang dibutuhkan untuk administrasi keluarga maka sebagai pemuda yang sudah
dibekali dengan ilmu yang cukup bisa menjelaskan kepada masyarakat pentingnya
dokumen keluarga yang harus dimiliki.
Ketiga, pemuda bagian dari solusi
maka dari itu pemuda perlu wadah komunikasi dan kegiatan positif seluas-luasnya
supaya lebih banyak berkontribusi untuk bangsa ini. Kegaiatan bela negara, menjadi
relawan kemanusiaan, mengikutkan upacara hari besar nasional,saling
mempromosikan budaya masing-masing daerah, selalu memakai produk dalam negeri, bagaian
dari penanaman nilai-nilai patriotisme dan menggugah semangat cinta bangsa
sendiri.
Setiap pemuda harus menjunjung
tinggi nilia-nilai patriotisme dan loyal pada negaranya. Pemudalah yang akan berperan
melanjutkan kepemimpinan bangsa ini. Pemuda bagaikan permata yang setiap orang
mencarinya maka generasi muda wajib mengambil kesempatan ini untuk mewujudkan
bangsa yang kokoh yaitu generasi muda yang mencintai bangsanya, agamanya dan
mempunyai jiwa patriotisme dengan menjunjung tinggi semangat persatuan dan
kesatuan serta berjuang dengan sungguh-sungguh membangun kembali peradaban
Islam dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Rujukan:
Husain Isa, Muhammad. 2016. Syarah 10 Muwashafat.
Solo: Era Adicitra Intermedia.
Laode Kamaluddin, dkk. 2012. Saksikan Bahwa Aku
Mencintai Islam. Semarang: Unissula Press
A.M. Saefuddin, dkk. 2010. On Islamic Civilization.
Semarang: Unissula Press
Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang
kepemudaan pasal 1
Ditjen PEN/WRT/04/I/2015 edisi Januari