1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Administrator

Generasi Muda Untuk Kejayaan Peradaban Islam dan Bangsa Indonesia Tema: Islam dan Patriotisme Kebangsaan: Tantangan Untuk Generasi Muda


Generasi Muda Untuk Kejayaan Peradaban Islam dan Bangsa Indonesia
Tema: Islam dan Patriotisme Kebangsaan: Tantangan Untuk Generasi Muda
Oleh: Bambang Simedi Saputro
Islam dan Generasi Muda
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin mempunyai nilai- nilai urgen bagi setiap umat. Islam sebagai way of life berperan penting dalam kehidupan bangsa ini. Nilai-nilai Islam harus mencerminkan kepribadian muslim yang utuh, bukan parsial dalam artian nilai Islam tidak hanya diterapkan pada lingkup agama saja namun nilai-nilai Islam harus mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pondasi Islam yang kokoh memperkuat pemuda muslim untuk mencintai agama, bangsa dan negaranya. Selain itu, ketakwaan juga bagian penting yang perlu dimiliki setiap pemuda muslim. Dengan ketakwaan menyebabkan pikiran jernih dan memudahkanmu menguasai berbagai ilmu.
Menjadi pengubah adalah pilihan yang harus di ambil oleh para pemuda saat ini. Pemuda yang punya visi memiliki pemikiran positif dan tujuan yang terukur. Pemuda tanpa visi cenderung individualis, sangat mementingkan diri sendiri, sangat mementingkan persepsi sendiri meskipun yang diyakininya adalah relatif, keegoannnya sangat dominan sehingga tak jarang mereka menyerah dengan keadaan. Karena menyerah dengan keadaan dan tak punya keinginan untuk merubahnya, para pemuda tanpa visi ini pun menjadi apatis, acuh dengan kondisi kekinian, tak peduli lingkungan sekitar.
Pemuda tanpa tujuan yang pasti bisa menjadi sebab tidak produktifnya bonus demografi, Indonesia yang sebentar lagi akan menghadapinya, dimana salah satu cirinya adalah penduduk didominasi oleh usia muda. Pemuda tanpa tujuan terus bergelut dengan hal-hal yang tak penting, ini karena mereka mengalami kekosongan visi, gelisah tanpa ujung menjadi ciri utama pemuda yang tersisisihkan. Kalau ini terjadi pada jiwa pemuda akibatnya bisa mengikis semangat untuk membela bangsa dan bahkan kurang peduli dengan perkembangan bangsanya sendiri. 

Melihat realita sekarang ini, pemuda makin terpengaruh arus globalisasi. Satu contoh media elektronik tidak asing lagi bagi pemuda. Berbagai akses informasi dibelahan dunia mudah didapat bagaikan menggenggam tangan. Apapun yang ingin diketahui mudah kita dapat hanya dengan mengeklik google. Disisi lain media elektronik bermanfaat untuk mengakses informasi tapi disisi lain media elektronik menjadikan seseorang kurang peduli dengan orang sekitar. Kalau ini terjadi terus menerus maka generasi pemuda bangsa ini bisa kurang tanggap dan respon dengan masalah yang terjadi pada bangsa ini.

Selain itu, pemuda makin kurang produktif dengan adanya kebiasaan nongkrong kesana kemari yang tujuannya tidak jelas. Mereka hanya kumpul-kumpul saja dan bahkan rela berjam-jam menghabiskan waktu dengan ngobrol, menhabiskan secangkir kopi dan yang dibahas pun kurang bermanfaat. Kalau ini terjadi pada generasi muda maka bisa jadi pemuda bangsa ini terkikis kepemudaannya hanya karena budaya kurang produktif.
Pemuda merupakan generasi yang mempunyai semangat untuk maju, berkembang dan sebagai pilar bagi kebangkitan bangsa Indonesia. Namun, jika melihat kondisi pemuda Indonesia sekarang ini banyak pemuda terlibat dalam aksi kekerasan dan pelanggaran hukum, tidak akan mungkin kemajuan bangsa akan terwujud. Perlu adanya solusi yang tepat untuk pemuda supaya fokus pada masa depannya menuju yang lebih baik.
Islam membutuhkan pemuda yang kokoh jiwanya, kokoh pemikirannya dan kuat fisiknya untuk menunjang dakwah dan melanjutkan misi yang mulia melanjutkan perjuangan para pejuang terdahulu yang selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya.
Islam membutuhkan pemuda yang unggul diantaranya solutif, kreatif, pemberani, bersih akidah dan memulai perbaikan dirinya sendiri serta memberdayakan potensi yang dimiliki. Pemuda harus mempunyai prinsip hidup yang visioner supaya dalam menjalani hidup ini penuh semangat dan gairah untuk menjunjung tinggi Islam yang berdiri diatas kemuliaan yang didukung oleh pemuda yang sahih ibadahnya.

Pemuda Generasi Solutif
Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 1 menjelaskan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Pemuda juga memiliki peran, tanggung jawab, dan hak pemuda, yang tertuang dalam pasal 16 yang berbunyi, bahwa pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.
Setiap generasi muda Indonesia dituntut ikut serta dalam menjalankan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Seperti halnya dalam memahami nilai kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan, membimbing, menjaga dan memfasilitasi para pemuda agar siap menjadi penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara melalui upaya pemerintah.

Nilai kebangsaan yang berakar dari nilai-nilai budaya Indonesia juga dapat dijadikan sebagai pemersatu bangsa dari berbagai ras dan suku bangsa. Oleh karena itu, pemuda Indonesia harus terus semangat menumbuhkan nilai kebangsaan yang secara global, terdapat dalam nilai-nilai budaya masyarakat suku bangsa di seluruh Indonesia. Hal tersebut bisa menjadi tali perekat untuk menjalin persatuan dan kesatuan dalam berbagai suku bangsa menjadi satu bangsa Indonesia.
Peranan pemuda Indonesia sangat dibutuhkan untuk membantu mencari solusi menghadapi masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Narkoba merajalela, akibat dari barang haram tersebut masa depan bangsa terenggut dengan sia-sia. Kalau narkoba menjangkit para pemuda terus menerus maka akan ada kelangkaan pemuda yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa ini. Pemuda yang unggul harus berani tampil didepan untuk membantu memerangi dan gencar mensosialisasikan kepada pemuda lain supaya tidak mencoba-coba dan terjerumus pada narkoba.
Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa Indonesia masih dijajah. Pemuda Indonesia harus aktif dalam berbagai Komunitas ASEAN yaitu Masyarakat Politik Keamanan ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. Sebagai contoh, dalam menghadapi Masyarakat Budaya ASEAN banyak warisan sosial budaya Indonesia yang mempunyai kesamaan dengan negara ASEAN lainnya.
Oleh sebab itu, banyak warisan sosial budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan lebih menarik, generasi muda Indonesia harus terus meningkatkan kemampuan, kreatifitas, ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat menjawab peluang dan tantangan masyarakat ekonomi ASEAN yang sudah berjalan sekarang ini.
Generasi muda merupakan aset utama bangsa dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Mereka adalah tulang punggung utama dalam menopang masa depan bangsa. Tak heran jika dulu, Bung Karno hanya membutuhkan 10 pemuda untuk mengguncang dunia. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kalimat Bung Karno tersebut merupakan gambaran bagaimana kedahsyatan pemuda sebagai agen perubahan. Tentu saja, pemuda yang dimaksud ialah mereka yang berpikiran positif, dan berprestasi.
Tentu itu mengandung makna bahwa generasi muda memiliki potensi yang keberadaannya harus dimanfaakan dengan baik dan maksimal. Generasi muda menempati posisis strategis karena pemuda penerus generasi pemimpin kelak. Kaum muda adalah agen of change dan ujung tombak penerus perjuangan yang mengantarkan bangsa ini ke gerbang pintu kemajuan. Dari beberapa fakta sejarah yang telah terjadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kaum muda adalah penggerak sekaligus aktor utama perubahan zaman.
Generasi produktif dalam beberapa tahun mendatang berada pada jumlah yang besar, kita menyebut fenomena tersebut dengan istilah bonus demografi. Bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia, dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda dan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Bonus dsemografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan antara pendududk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif mengalami penurunan sehingga mencapai angka 50. Dengan arti kata setiap penduduk usia kerja menanggung sedikit penduduk usia tidak produktif. Untuk mendapatkan bonus demografi tersebut, kualitas SDM harus ditingkatkan secara maksimal melalui pendidikan, pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Islam dan Patriotisme
Pemuda bagaikan motor yang siap melesat dengan kecepatan tinggi. Semakin pemuda diasah dengan ilmu, pengetahuan dan soft skill maka akan menghasilkan pemuda yang hebat, berkualiatas super dan siap berkontribusi untuk bangsa ini. Bagi pemuda, menjadi generasi unggul menjadi keharusan karena bangsa ini akan dititipkan dipundak pemuda yang memiliki kualitas dan kapasitas diri berupa kedalaman ilmu yang luas, mempunyai integritas yang kuat dan memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni. Hanya pemuda yang suka perubahan bakal meraih kesuksesan. Sementara mereka yang tidak mau berubah akan tetap terpuruk dan menjadi orang tertinggal.
Generasi pemuda Islam mempunyai posisi strategis untuk menjunjung tinggi bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, mempunyai daya saing dengan negara lain. Berikut penulis tawarkan solusi supaya generasi pemuda Islam mempunyai jiwa patriotisme sebagai berikut:
Pertama, pemuda mempunyai potensi unggul maka perlu digali potensinya dan difasilitasi. Pemuda mempunyai semangat menggelora dan semangat siap kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sebagai pemuda jangan berpangku tangan tetapi harus selalu bergerak dengan cekatan dan cepat. Pemuda bisa meningkatkan kapasitasnya dibidang pendididkan dengan mencari program beasiswa yang ditawarkan pemerintah. Tujuan dari ini sebagai peningkatan kapasitas dan kualitas diri sehingga kelak menjadi pemimpin cukup bekal dengan segala potensi yang dimiliki.
Kedua, pemuda merupakan generasi emas maka perlu adanya kegiatan yang mengasah keilmuan dan skill dengan harapan akan muncul pemuda yang mempunyai ilmu yang unggul ditambah skill yang melengkapinya. Perlu adanya akses informasi yang mudah didapat sehingga pemuda bisa menyesuaikan diri untuk mengasah dirinya sesuai bekal yang dimiliki. Pemuda bisa berkontribusi dibidang apapun, tidak hanya dibidang pendidikan saja tetapi pelayanan masyarakat secara langsung juga lebih dibutuhkan. Contoh saja masih banyak masyarakat awam yang kurang paham dengan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk administrasi keluarga maka sebagai pemuda yang sudah dibekali dengan ilmu yang cukup bisa menjelaskan kepada masyarakat pentingnya dokumen keluarga yang harus dimiliki.
Ketiga, pemuda bagian dari solusi maka dari itu pemuda perlu wadah komunikasi dan kegiatan positif seluas-luasnya supaya lebih banyak berkontribusi untuk bangsa ini. Kegaiatan bela negara, menjadi relawan kemanusiaan, mengikutkan upacara hari besar nasional,saling mempromosikan budaya masing-masing daerah, selalu memakai produk dalam negeri, bagaian dari penanaman nilai-nilai patriotisme dan menggugah semangat cinta bangsa sendiri.
Setiap pemuda harus menjunjung tinggi nilia-nilai patriotisme dan loyal pada negaranya. Pemudalah yang akan berperan melanjutkan kepemimpinan bangsa ini. Pemuda bagaikan permata yang setiap orang mencarinya maka generasi muda wajib mengambil kesempatan ini untuk mewujudkan bangsa yang kokoh yaitu generasi muda yang mencintai bangsanya, agamanya dan mempunyai jiwa patriotisme dengan menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan serta berjuang dengan sungguh-sungguh membangun kembali peradaban Islam dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Rujukan:
Husain Isa, Muhammad. 2016. Syarah 10 Muwashafat. Solo: Era Adicitra Intermedia.
Laode Kamaluddin, dkk. 2012. Saksikan Bahwa Aku Mencintai Islam. Semarang: Unissula Press
A.M. Saefuddin, dkk. 2010. On Islamic Civilization. Semarang: Unissula Press
Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 1
Ditjen PEN/WRT/04/I/2015 edisi Januari